Rabu, 30 Maret 2011

Sejarah Tentang Gula


Saya sudah jelaskan bahwa blog ini tidak ada sangkut-pautnya dengan gula. Akan tetapi supaya yang lagi nyariin gula gag terlalu kecewa, nih ane kasih info tentang gula yang mungkin gag pernah diperhatiin juga sama agan ato sista smuanya..
Apakah itu gula?mungkin sebagian dari kalian ngjawab sesuatu yang bisa bikin manis makanan atau minuman. Malah mungkin ada yg bakal jawab makanan semut??haha just kidding..
Langsung aja kita mulai pelajaran hari ini, ^^
Gula putih atau sukrosa diekstraksi dari sumber tumbuh-tumbuhan. Yang paling umum yaitu tebu (Saccharum spp.) dan juga Bit (Beta vulgaris), yang mengandung gula 12%–20% dari berat keringnya. Beberapa sumber lainnya, di antaranya kurma (Phoenix dactylifera), sorgum (Sorghum vulgare), serta aren/enau (Arengga pinnata).
Gula pertama kali diproduksi di India. Penemunya adalah Iskandar Agung yang menyebutkan adanya "madu yang dihasilkan tanpa bantuan lebah"; selanjutnya gula dipopulerkan oleh orang Arab yang membudidayakan tebu di Sisilia dan Spanyol. Walau begitu, gula baru dapat menyaingi madu di Éropa setelah Perang Salib. Bangsa Spanyol pertama kali menanam tebu di Hindia Barat tahun 1506 serta di Kuba tahun 1523. Di Brazil sendiri tebu pertama kali ditanam oleh bangsa Portugis tahun 1532.
Produsen utama gula tebu yaitu daerah yang beriklim tropis, seperti Brazil, India, Cina dan Australia. Daerah penghasil gula terbanyak yaitu Amerika Latin, serta Negara Karibia. Berbeda dengan gula bit yang kebanyakan dihasilkan di daerah subtropis. Contohnya Eropa Timur sampai Eropa Barat, Jepang serta beberapa daerah AS seperti Kalifornia.
Sumber gula di Indonesia sejak masa lampau adalah cairan bunga kelapa atau enau, serta cairan batang tebu. Tebu adalah tumbuhan asli dari Nusantara, terutama di bagian timur.
Ketika orang-orang Belanda mulai membuka koloni di Pulau Jawa kebun-kebun tebu monokultur mulai dibuka oleh tuan-tuan tanah pada abad ke-17, pertama di sekitar Batavia, lalu berkembang ke arah timur.
Puncak kegemilangan perkebunan tebu dicapai pada tahun-tahun awal 1930-an, dengan 179 pabrik pengolahan dan produksi tiga juta ton gula per tahun. Penurunan harga gula akibat krisis ekonomi merontokkan industri ini dan pada akhir dekade hanya tersisa 35 pabrik dengan produksi 500 ribu ton gula per tahun. Situasi agak pulih menjelang Perang Pasifik, dengan 93 pabrik dan prduksi 1,5 juta ton. Seusai Perang Dunia II, tersisa 30 pabrik aktif. Tahun 1950-an menyaksikan aktivitas baru sehingga Indonesia menjadi eksportir netto. Pada tahun 1957 semua pabrik gula dinasionalisasi dan pemerintah sangat meregulasi industri ini. Sejak 1967 hingga sekarang Indonesia kembali menjadi importir gula.
Macetnya riset pergulaan, pabrik-pabrik gula di Jawa yang ketinggalan teknologi, tingginya tingkat konsumsi (termasuk untuk industri minuman ringan), serta kurangnya investor untuk pembukaan lahan tebu di luar Jawa menjadi penyebab sulitnya swasembada gula.
Pada tahun 2002 dicanangkan target Swasembada Gula 2007. Untuk mendukungnya dibentuk Dewan Gula Indonesia pada tahun 2003 (berdasarkan Kepres RI no. 63/2003 tentang Dewan Gula Indonesia). Akan tetapi target ini kemudian diundur terus-menerus. Entah kapan negara kita sanggup swasembada gula kembali. Semoga cepat tercapai. Amiiin :D


Info diambil dari http://wikipedia.com dan artikel dari berbagai sumber yang terpercaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar